"Akhir-akhir ini aku selalu dahaga akan pengetahuan dan falsafah kehidupan. Banyak hal di dunia ini yang ternyata masih tidak kumengerti, oleh karena itu aku harus rajin bertanya dan belajar. Bertanya kepada siapa saja dan belajar dari mana saja," gumam Puteri pada dirinya sendiri di suatu senja yang jingga.
"Selama ini aku cuma memikirkan hal-hal remeh temeh tak pernah sedikitpun terbersit olehku untuk memikirkan tentang pengetahuan dan falsafah kehidupan yang akan memperkaya batin dan diriku. Setelah bertemu dengan Bintang Jatuh dan Prabu Yudistira yang bijak bestari, aku ingin tahu lebih banyak hal lagi. Rasanya aku semakin haus, semakin banyak hal yang mengganggu pikiranku yang ingin kuketahui," kata Puteri sambil menuliskan sesuatu di buku hariannya.
Hari itu setelah menuliskan sesuatu Puteri memutuskan kembali untuk mengembara, mencari pencerahan, mencari sesuatu yang dapat memuaskan keingintahuannya.
Tujuh musim telah berlalu, belum seorangpun ia jumpai untuk dapat ditanyai. Akhirnya setelah hampir memasuki akhir musim ke delapan, Puteri berjumpa dengan Sang Guru.
"Sang Guru, ceritakan padaku apa yang dimaksud dengan Filosofi Carpe Diem, " pinta Puteri tiba-tiba.
Sang Guru terdiam sejenak, tak disangka Puteri cantik nan rupawan ini terpesona oleh kalimat yang diucapan Quintus Horatius Flaccus.
Lalu dengan menarik nafas dalam Sang Guru mulai berkata, "Puteri, kalimat yang kamu sebutkan kurang lengkap, harusnya carpe diem, quam minimum credula postero. Filsofi tersebut diambil dari kata-kata dari Quintus Horatius Flaccus, yang artinya adalah raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada esok. Puteri, filosofi ini sepintas terlihat hedonis, tidak perlu merencanakan apa-apa untuk besok, habiskan semuanya hari ini. Besok? Masa masa bodoh deh. Benar begitu? Salah. Sepintas terlihat sebagai sikap pesimistis. Ah, besok sudah tidak ada apa-apa lagi dan oleh karena itu, nikmati semuanya hari ini. Pesimiskah tentang hari esok? Tidak. Filosofi ini mengajarkan tentang hidup yang harus berjalan hari lepas hari. John Rambo, tokoh rekaan Silvester Stalone mengatakan bahwa live day by day (Rambo II). Puteri, hidup demikian adalah hidup yang optimis. Hidup model begini sangat percaya bahwa apapun tantangannya, kehidupan harus dan akan terus berjalan. Kagak ade matinye, kate anak Jakarte. Hidup model begini adalah hidup yang dimaksudkan oleh ujar-ujaran yang ada di dalam sebuah Alkitab saudara-saudara kita yang Kristiani, ��Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Hedonis? Pesimis? Tidak, Puteri. Optimis, itulah jawaban yang benar. "
Puteri mendengarkan penjelasan Sang Guru dengan seksama dan takjub dengan kearifannya.
"Guru, terima kasih untuk penjelasanmu hari ini, bila suatu hari aku memiliki pertanyaan lagi, masih bolehkan aku mengunjungimu?" tanya Puteri.
"Berkunjunglah kemari sesering yang kau inginkan Puteri", jawab Sang Guru sambil tersenyum. Tampaknya Sang Guru mengerti masih banyak pertanyaan yang mengganggu pikiran Puteri dan membutuhkan jawaban untuk memuaskan keingintahuannya.
Setelah berpamitan pada Sang Guru, Puteripun meneruskan pengembaraannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar