Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kamis, 21 November 2013

Investing in the Right Woman

“Investing in the Right Woman”



"Dibalik pria yang luar biasa selalu ada wanita yang juga luar biasa"
Pernyataan diatas sudah merupakan hal yang tidak asing lagi untuk didengar oleh sebahagian orang, dan kita sendiri mungkin tidak ingat tanggal,bulan dan tahun kapan pertama sekali pernyataan itu terdengung di telinga ini, yang dimana pada saat itu saya sendiri masih berpikir itu hanya pintar pintaran orang saja untuk menambah satu pembendaharaan kalimat mutiara atau sekedar menggantikan Kalimat kalimat mutiara yang sudah mulai usang seperti "hemat pangkal kaya", "rajin pangkal pandai", "tong kosong nyaring bunyinya" dan banyak lagi kalimat kalimat mutiara lainnya yang sudah mulai habis dilindas zaman.

Selain itu, banyak juga orang yang melontarkan pernyataan diaatas sebagai sesuatu hal yang tidak punya makna,hanya untuk kelihatan bijak dan berwawasan. Namun, itu bukan point terpenting dari semuanya yang terpenting adalah realisasi dari pernyataan tersebut di dalam diri kita.Petuah,nasehat dari segala penjuru mungkin sudah sekian banyak masuk di telinga kita terkait "investing in the right Woman" namun beberapa dari kita termasuk saya pada awalnya tidak begitu memperdulikan terkait pernyataan diaatas hingga suatu waktu saya tanpa sengaja membaca postingan di FB tekait masalah Kejujuran, integritas dan sikap tidak  takut mati untuk membela kebenaran dari tokoh nasional Basuki Tjaja Purnama atau yang sering disebut Ahok tepatnya di Acara Mata Najwa di Metro TV .

Saya tidak percaya sepenuhnya dengan isi postingan itu sampai saya coba cari tau kebenarannya dari Youtube dan saya pun dijumpakan dengan Link ini http://www.youtube.com/watch?v=ZPWonKh4dgg (Please, Watch it, sudah sesi yang tepentingnya) Selain itu, saya juga disuguhkan tontonan luar biasa sekaligus menjadi turning point (Titik balik) yang menyadarkan saya untuk menyatakan bahwa pernyataan ""Dibalik pria yang luar biasa selalu ada wanita yang juga luar biasa"
sungguh benar adanya..it's magic words untuk dipedomani sebagai dasar tuk mendapatkan wanita yang tepat.

Sekilas Sinopsis dari Video Tesebut:
Ahok sebelum tepilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur Bangka Belitung tahun 2007. pada waktu itu dapat dipastikan bahwa dia adalah pemenang dari pemilihan Gubernur setempat. Namun, dikarenakan beberapa hal dia akhirnya tidak terpilih dan akhirnya dia mengajukan banding namun tak ada hasil, suatu waktu teman atau rekanan nya beliau mengatakan untuk membayar sebesar 5 Milyar agar mengembalikan suara yang tenggelam akibat sesuatu hal yang sulit dilogika kan, ahok bersikeras tidak mau membayar karena dianggap sudah melanggar prinsip hidup dan merupakan dosa namun rekanannya tetap tak mau mengalah untuk meminta ahok supaya membayar suara yang tenggelam berkurang dari 5 Milyar menjadi 3.2 Milyar. ahok tetap bersikukuh untuk tidak membayar namun, rekanan ahok tetap juga bersikukuh dengan mengatakan bahwa dirimu berkorban 3.2 Milyar untuk kemenangan rakyat. Ahok dalam pernyataan di video tersebut sudah mulai goyang dan bimbang, emosi sudah mulai memanas akibat sistem yang dinilai tidak adil sehingga dalam benaknya terbersit untuk memberikan uang sebanyak nominal 3.2 Milyar rupiah. sesampainya di rumah hal tersebut masih saja menghantui beliau (ahok) namun seketika istri nya (Veronica Tan) melintas sejenak dan Ahok pun bercerita terkait hal tersebut dan keinginannya untuk membayar uang sebesar 3.2 Milyar untuk kemenangan rakyat. Namun, ada pertanyaan dari Veronica Tan (Istri Ahok) kepada Ahok: Pilih Menang sebagai Barabas atau sebagai Yesus ?

Akhirnya, Pertanyaan itulah yang mengubahkan keputusan ahok untuk tidak membayar uang 3.2 milyar yang katanya sebagai  pengorbanan untuk kemenangan rakyat.

Setelah beberapa waktu kemudian dia akhirnya dicalonkan sebagai pendamping Jokowi untuk menjadi Cawagub DKI Jakarta dan Jokowi sendiri sebagai Cagub DKI Jakarta dan akhirnya Jokowi dan Ahok terpilih sebagai Gubenur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jabatan yang jauh lebih luar biasa dari pada sekedar menjadi Gubernur Bangka Belitung.

Keputusan luar biasa ini tidak terlepas dari Sosok Luar biasa Veronica Tan, sehingga membuat pernyataan "Dibalik pria yang luar biasa selalu ada wanita yang juga luar biasa" ini tidak sekedar sebagai penambahan atau pengganti kalimat mutiara yang usang..!

Dan Untuk jadi Pria yang luar biasa tidak perlu minum Extra Joss biar dibilang laki sejati atau kuku bima atau Jamu kuat plus Susu Kuda Liar (Awas jangan ngeras tuh pikiran) Haaa...Cukup this Simple Words "Investing in the right Woman".

 

Note : Catatan ini tidak dikhususkan hanya kepada pria yang ingin mendapatkan pendamping hidup (Wanita) yang luar biasa tetapi juga sebagai teguran kecil bagi wanita untuk upgrade diri dari hari ke hari untuk memunculkan veronica tan, veronica tan lainnya (yang kebetulan punya nama veronica jangan GR donkkk..HAaaaa).
Cowok juga tau diri donk sebagai calon leader dalam rumah tangga sesuaikan kualitas dirimu dengan wanita yang berkualitas yang ingin anda dapatkan bukan malah menyesuaikan Title atau kegantengan....wkwkwkkwkkw



Selasa, 05 Juni 2012

Ajaran Kasih Terhebat


Ada seorang pengembara yang sangat ingin melihat pemandangan yang ada di balik suatu gunung yang amat tinggi. Maka disiapkanlah segala peralatannya dan berangkatlah ia. Karena begitu beratnya medan yang harus dia tempuh, segala perbekalan dan perlengkapannya pun habis. Akan tetapi, karena begitu besar keinginannya untuk melihat pemandangan yang ada di balik gunung itu, ia terus melanjutkan perjalannya. Sampai suatu ketika, ia menjumpai semak belukar yang sangat lebat dan penuh duri. Tidak ada jalan lain selain ia harus melewati semak belukar itu.

Pikir pengembara itu "Wah, jika aku harus melewati semak ini, maka kulitku pasti akan robek dan penuh luka. Tapi aku harus melanjutkan perjal anan ini."
Maka pengembara itupun mengambil ancang-ancang dan ia menerobos semak itu.
Ajaib, pengembara itu tidak mengalami luka goresan sedikitpun. Dengan penuh sukacita, ia kemudian melanjutkan perjalanan dan berkata dalam hati
"Betapa hebatnya aku. Semak belukarpun tak mampu menghalangi aku."

Selama hampir 1 jam lamanya ia berjalan, tampaklah di hadapannya kerikil-kerikil tajam berserakan. Dan tak ada jalan lain selain dia harus melewati jalan itu. Pikir pengembara itu untuk kedua kalinya
"Jika aku melewati kerikil ini, kakiku pasti akan berdarah dan terluka. Tapi aku tetap harus melewatinya."

Maka dengan segenap tekadnya, pengembara itu berjalan. Ajaib, ia tak mengalami luka tusukkan kerikil itu sedikitpun dan tampak kakinya dalam keadaan baik-baik saja.
Sekali lagi ia berkata dalam hati : "Betapa hebatnya aku. Kerikil tajampun tak mampu menghalangi jalanku."

Pengembara itupun kembali melanjutkan perjalanannya. Saat hampir sampai di puncak gunung itu, ia kembali menjumpai rintangan. Batu-batu besar dan licin menghalangi jalannya, dan tak ada jalan lain selain dia harus melewatinya. Pikir pengembara itu untuk yang ketiga kalinya : "Jika aku harus mendaki batu-batu ini, aku pasti akan tergelincir dan tangan serta kakiku akan patah. Tapi aku ingin sampai di puncak itu. Aku harus melewatinya."

Maka pengembara itupun mulai mendaki batu itu dan ia...tergelincir. Aneh, setelah bangkit, pengembara itu tidak merasakan sakit di tubuhnya dan tak ada satupun tulangnya yang patah.
"Betapa hebatnya aku. Batu-batu terjal inipun tidak dapat menghalangi jalanku."

Maka, iapun melanjutkan perjalanan dan sampailah ia di puncak gunung itu. Betapa sukacitanya ia melihat pemandangan yang sungguh indah dan tak pernah ia melihat yang seindah ini. Akan tetapi, saat pengembara itu membalikkan badannya, tampaklah di hadapannya sosok manusia yang penuh luka sedang duduk memandanginya.

Tubuhnya penuh luka goresan dan kakinya penuh luka tusukan dan darah. Ia tak dapat menggerakkan seluruh tubuhnya karena patah dan remuk tulangnya.

Berkatalah pengembara itu dengan penuh iba pada sosok penuh luka itu : "Mengapa tubuhmu penuh luka seperti itu? Apakah karena segala rintangan yang ada tadi? Tidak bisakah engkau sehebat aku karena aku bisa melewatinya tanpa luka sedikitpun? Siapakah engkau sebenarnya?"

Jawab sosok penuh luka itu dengan tatapan penuh kasih : "Aku adalah Tuhanmu. Betapa hatiKu tak mampu menolak untuk menyertaimu dalam perjalanan ini, mengingat betapa inginnya engkau melihat keindahan ini. Ketahuilah, saat engkau harus melewati semak belukar itu, Aku memelukmu erat supaya tak satupun duri merobek kulitmu. Saat kau harus melewati kerikil tajam, maka Aku menggendongmu supaya kakimu tidak tertusuk. Ketika kau memanjat batu licin dan terjatuh, Aku menopangmu dari bawah agar tak satupun tulangmu patah. Ingatkah engkau kembali padaKU?"

Pengembara itupun terduduk dan menangis tersedu-sedu.
Untuk kedua kalinya, Tuhan harus menumpahkan darahNya untuk suatu kebahagiaan.

Kadang, kita lupa bahwa Tuhan selalu menyertai & melindungi kita.
Kita lebih mudah ingat betapa hebatnya diri kita yang mampu melampaui segala rintangan tanpa menyadari bahwa Tuhan bekerja di sana. Dan sekali lagi, Tuhan harus berkorban untuk keselamatan kita. Maka, seperti Tuhan yang tak mampu menolak untuk menyertai anakNya, dapatkah kita juga tak mampu menolak segala kasihNya dalam perjalanan hidup kita dan membiarkan tanganNya bekerja dalam hidup kita?

Sabtu, 02 Juni 2012

Alan Greenspan Sosok Dibalik Gejolak Ekonomi Dunia


(Bahasa Indonesia)

Ketika Tuhan Mengatakan Tidak

Ya Tuhan ambillah kesombonganku dariku. Tuhan berkata, "Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya."
Ya Tuhan sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat. Tuhan berkata, "Tidak. Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara."
Ya Tuhan beri aku kesabaran. Tuhan berkata, "Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cobaan; tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri."
Ya Tuhan beri aku kebahagiaan. Tuhan berkata, "Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri."
Ya Tuhan jauhkan aku dari kesusahan. Tuhan berkata, "Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada Ku."
Ya Tuhan beri aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat. Tuhan berkata, "Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal."
Ya Tuhan bantu aku MENCINTAI orang lain, sebesar cintaMu padaku. Tuhan berkata... "Ahhhh, akhirnya kau mengerti !"
Kadang kala kita berpikir bahwa Tuhan tidak adil, kita telah susah payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak ada hasilnya. Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali
Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya-tanpa susah payah. Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir dengan penolakkan dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti pasangan. Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun kebutuhan terus meningkat. Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang demam dan pilek, lalu kita melihat tukang es.
Kita yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demam (maklum anak kecil). Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa memohon pada Tuhan) dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita. Tentu dengan segala dalih kita tidak dibelikan es. Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu baru boleh minum es yang lezat itu.
Begitu pula dengan Tuhan, segala yang kita minta Tuhan tahu apa yang paling baik bagi kita. Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Tuhan mengabulkannya. Karena Tuhan tahu yang terbaik yang kita tidak tahu. Kita sembuhkan dulu diri kita sendiri dari "pilek" dan "demam".... dan terus berdoa.
"There's a time and place for everything, for everyone. God works in a mysterious way." We wont know what is HIS plan, but one thing we have to believe HE always give us the best way eventhough it will hurt us.

Sebuah Piano Merah Mahoni

Bertahun-tahun yang lalu ketika aku masih berusia dua puluhan, aku bekerja sebagai seorang salesman untuk perusahaan piano St. Louis. Kami menjual piano ke seluruh negara bagian dengan cara mengiklankan di koran-koran setempat. Jika kami sudah mendapatkan banyak pesanan, maka kami akan mengirimkan piano-piano dengan truk.
Setiap kali kami memasang iklan di daerah perkebunan kapas di Missouri tenggara, maka kami akan menerima tanggapan di atas kartu pos dari seorang wanita tua yang menulis, “Tolong kirimkan sebuah piano baru untuk cucu perempuanku. Warnanya harus merah mahoni. Aku sanggup membayar sepuluh dollar per bulan dari hasil penjualan telur.”
Tentu saja kami tidak dapat menjual sebuah piano baru dengan cicilan sepuluh dollar setiap bulan. Tidak ada bank yang mau menangani pembayaran cicilan sekecil itu, jadi kami abaikan saja kartu pos itu.
Pada suatu hari aku kebetulan berada di daerah itu untuk memenuhi permintaan beberapa pembeli, dan karena keingin-tahuanku, maka aku memutuskan untuk mengunjungi wanita tua penulis kartu pos itu. Aku sudah membayangkan apa yang akan aku temui. Wanita tua itu tinggal di sebuah gubug kecil sebagaimana lazimnya petani yang berbagi hasil di tengah perkebunan kapas.
Gubugnya berlantai tanah dan banyak ayam berkeliaran di dalam gubuk itu. Tentu saja ia tidak memiliki mobil, telpon, atau pekerjaan tetap. Ia tidak memiliki apa-apa kecuali atap di atas kepalanya. Atapnyapun tidak begitu baik karena aku dapat melihat langit biru dari dalam. Cucu perempuannya kira-kira berusia sepuluh tahun, bertelanjang kaki dan memakai baju dari bekas karung terigu.
Aku menerangkan kepada wanita tua ini bahwa perusahaan kami tidak dapat menjual piano dengan cicilan sepuluh dollar sebulan dan aku mohon kepadanya untuk tidak mengirimkan kartu pos sebagai tanggapan atas iklan kami. Aku meninggalkan gubuk mereka dengan hati yang hancur.
Keteranganku tidak ada gunanya karena ia tetap saja menulis kartu pos permintaannya. Kartu pos dengan permintaan yang sama datang setiap enam minggu. Permintaannyapun sama, sebuah permohonan memelas untuk sebuah piano merah mahoni disertai janji dan sumpah bahwa ia tidak akan membayar terlambat cicilannya. Memang amat menyedihkan.
Beberapa tahun kemudian aku akhirnya memiliki perusahaan piano sendiri dan ketika aku memasang iklan di daerah itu, kartu pos dengan isi yang sama mulai berdatangan. Berbulan-bulan lamanya aku abaikan. Apa yang dapat aku lakukan?
Tetapi pada suatu hari ketika aku berada di daerah itu, ada sesuatu yang menggerakkan hatiku. Aku membawa sebuah piano merah mahoni di atas truk. Meskipun tahu bahwa aku akan membuat keputusan bisnis yang keliru, aku mengantar piano tersebut ke gubuk wanita tua itu. Aku tidak mengikut-sertakan bank. Aku sendiri yang menanda-tangani kontrak senilai sepuluh dollar sebulan tanpa bunga dan itu berarti lima puluh dua kali pembayaran.
Aku menurunkan piano dan memasukkannya ke dalam gubuk dan memilih tempat yang kelihatannya tidak akan kebocoran. Aku mengingatkan nenek serta cucunya agar tidak membiarkan ayam bermain dekat piano. Ketika beranjak pergi, aku merasa yakin telah membuang sebuah piano baru.
Tetapi memang pembayaran datang tepat waktu, lima puluh dua bulan, tepat seperti yang ia janjikan. Kadang-kadang ia membayar dengan uang logam yang ditempel pada sebuah karton tebal di dalam amplop. Menakjubkan memang. Aku telah melupakan hal itu selama dua puluh tahun.
Pada suatu hari aku berada di Memphis dalam rangka bisnis dan sesudah makan malam di sebuah hotel mewah, aku duduk di sofa sambil minum. Di kejauhan aku mendengar alunan suara piano yang amat indah. Aku mencari-cari dan terlihat seorang wanita muda yang cantik sedang bermain di sebuah grand piano.
Karena aku juga seorang pemain piano, aku dapat mengenali permainan seseorang yang amat mahir. Aku pindah mendekati si pemain piano agar bisa mendengar dan melihat. Ia tersenyum kepadaku dan bertanya adakah lagu yang aku ingin ia mainkan?
Ketika beristirahat ia menghampiriku dan duduk di mejaku.
“Apakah anda pria yang menjual piano kepada nenekku bertahun-tahun yang lalu?”
Aku tidak menyadari kata-katanya, jadi aku memintanya menerangkan apa yang ia maksudkan. Ia mulai bercerita dan aku tiba-tiba ingat. Oh! Ia adalah gadis yang tidak beralas kaki serta memakai baju dari bekas karung terigu itu.
Ia mengatakan bahwa namanya Elise dan karena dulu neneknya tidak mampu membayar seorang guru piano, maka ia belajar bermain piano dengan cara mendengarkan radio. Ia juga mengatakan bahwa mula-mula ia bermain di tempat kebaktian yang harus mereka capai dengan berjalan kaki sejauh tiga kilometer.
kemudian ia bermain di sekolah dan memenangkan banyak perlombaan bermain piano, dan kemudian menerima beasiswa. Ia juga bercerita bahwa ia sudah menikah dengan seorang pengacara yang telah membelikannya sebuah grand piano yang sangat indah.
Kemudian aku bertanya,
“Elise, apa warna piano itu?”
“Merah mahoni,” jawabnya.
Apakah ia tahu pentingnya warna merah mahoni itu? Keberanian dan ketekunan dari neneknya untuk mengharapkan sebuah piano berwarna merah mahoni ketika tidak ada orang yang mau menjual piano kepadanya. Juga keberhasilan yang bukan main dari gadis kecil yang tidak beralas kaki dan hanya memakai baju dari bekas karung terigu.
Mungkin Elise tidak tahu semuanya ini, namun aku amat tahu. Ini semua hanya dapat terjadi karena kasih seorang nenek terhadap cucunya…
Diberdayakan oleh Blogger.

search

Site Info

wibiya widget

Copyright 2010 @ Movie,E-book, & Software