Manusia selalu cenderung mementingkan diri sendiri. Seorang filsuf pernah berkata, “Yang utama adalah perhatikanlah dirimu sendiri, sebab bila seseorang tidak memperhatikan dirinya sendiri, siapa lagi yang akan memperhatikannya?”

Seorang pendeta bercerita tentang seorang yang sedang belajar mengemudikan mobil di luar kota. Dalam waktu 1 jam saja, ia telah dapat menguasai kemudi dan menjalankan mobil ke depan dan ke belakang dengan tepat. Penguasaan gigi versenelign pun semakin lancar. Pelatihnya berkata, “Cukup, sekarang kita masuk ke kota!”

Kemudian dia menjalankan mobilnya di tengah keramaian kota. Baru beberapa menit setelah dia menjalankan mobil di jalan raya itu, ia menuju pinggir dan memberhentikan mobilnya. Pelatihnya bertanya, “Ada apa?”

“Ah, bila semua kendaraan itu tidak ada, pasti akan mudah mengendarai mobil di jalan ini,” keluh pemuda yang baru belajar mengemudi ini.

Ya.., kita sering menjadi kesal karna keadaan di sekitar kita dan merasa terganggu dengan desakan kebutuhan orang lain, bukan?

Dan janganlah tiap-tiap orang memperhatikan kepentingan kepentingannya sendiri tetapi kepentingan orang lain juga.
Filipi 2:4